Kamis, 14 Mei 2009

Tanda-tanda Air di Satelit Luar Sistem Tata Surya

satelit-tata-surya
Majalah New Scientist Inggris melaporkan, astronom Italia percaya bahwa planet di luar sistem tata surya, telah melihat tanda-tanda adanya air, ini adalah temuan penting yang menciptakan hal baru.

Lembaga riset dari Cosmowetche, pusat penelitian ilmiah planet dan alam semesta Roma menggunakan sebuah teleskop radio yang berukuran 32 meter di sekitar Bologna, mencari fenomena radioaktivitas gelombang mikro yang menurut prediksi akan ada sistem bintang atau yang disebut 17 bintang dari awan kosmos. Hasilnya menemukan ada 3 sistem bintang yang sangat jauh bisa menghasilkan radioaktivitas ini.

Ketiga bintang ini, berada di sekitar Andromeda yang jaraknya dengan bumi kurang lebih 50 tahun cahaya, adalah terbentuk dari gas yang tiada henti berkeliling, tidak sama dengan susunan bebatuan bumi. Dua planet yang jarak peredarannya lebih dekat dengan bumi, satelit yang mengelilinginya mempunyai tanda-tanda adanya air. Dua planet tersebut, yang satu adalah Epsilon Eridani yang jaraknya 10 tahun cahaya dengan bumi, dan bintang pendek merah Lalande 21185 yang jaraknya 8 tahun cahaya dengan bumi.

Astronom yang khusus meneliti planet di luar sistem tata surya, menyatakan dengan seksama dan optimis terhadap hasil penelitian Cosmowetche tersebut di atas. Marxy dari Universitas California, mengatakan bahwa jika hasil ini nyata, maka benar-benar membuat orang terkejut.(erabaru.or.id)*

Binatang Aneh dan dari Samudera Terdampar di Pantai

godzilla
“Binatang raksasa aneh” dari samudera yang misterius kerap terdampar di pantai terbawa air laut. Belum lama ini, satu tim ilmuwan dari sebuah kota di Amerika Selatan kembali menemukan sesosok bangkai misterius bergigi tajam dengan mulut moncong dengan panjang tubuh hampir 4 meter. Bangkai binatang ini disebut “Gozila”, ia mungkin adalah suatu makhluk pada 135 juta tahun silam, dan merupakan kerabat jauh dari buaya sekarang.

Sebelumnya, menurut laporan Beijing Technology News, bahwa di akhir tahun 1896 silam, di Pantai St. Agustin, dua bocah laki-laki yang tengah bermain menemukan sesosok makhluk putih yang besar. Makhluk itu memiliki panjang 7 meter lebih, dan lebar lebih dari 2 meter dengan bobot 7 ton, dan juga tubuhnya sangat elastis.

Pada 3 Juli 2003, di kawasan ke-10 di selatan Chile ditemukan sesosok bangkai misterius dari laut terdampar di pantai. Berdasarkan penentuan pemeriksaan di lapangan dari pusat perlindungan paus setempat, bangkai makhluk itu panjangnya 12,4 meter, lebar 5,8 meter dan tebal 1,06 meter dengan berat diperkirakan mencapai 13 ton.

Sejak tahun 2004, tim riset biologi yang dipimpin ahli biologi Sidney Pierce dari South Maryland University telah menyelidiki semua sampel bangkai misterius yang bisa ditelusuri, dengan menggunakan mikroskop foto-elektrik, biokimia, metode analitis ilmu molekul dan tes DNA. Mereka membandingkan susunan kimia dari sampel bangkai misterius yang ditemukan di berbagai wilayah di dunia. Hasilnya menunjukan makhluk-makhluk itu sangat mirip, tidak tergolong dalam jenis gurita (cumi-cumi) raksasa, juga tidak tergolong berbagai jenis binatang misterius lain yang tak bertulangbelakang. Sampel-sampel ini berasal dari satu organisme yang sama dengan ikan paus, mereka mungkin sejenis ikan paus atau ikan hiu.

Terhadap “makhluk raksasa misterius” ini, penjajakan dan perdebatan dari para ilmuwan juga tidak pernah berhenti. Sehubungan dengan penemuan itu, para ilmuwan mengemukakan penjelasan ketiga. Yakni, tidak tertutup kemungkinan makhluk misterius itu adalah naga berleher ular atau makhluk purbakala lainnya yang berada pada 160 juta tahun silam, yaitu suatu makhluk purbakala dasar laut dari peninggalan zaman kuno. Dan tentu saja, jumlah makhluk purbakala ini sangat sedikit, mereka hidup di lingkungan laut dalam yang stabil, karena itu, orang-orang sangat sulit menemukan jejak mereka.

Tentu orang-orang akan mempertanyakan, binatang pada 160 juta tahun silam, mana mungkin bisa bertahan (hidup) hingga sekarang?

Dengan pertimbangan lingkungan yang stabil di samudera, tidak tertutup kemungkinan ada makhluk purbakala tertentu dapat bertahan hidup hingga sekarang. Dan contoh dari keadaan ini juga dapat ditemukan, pada tahun 1964, ilmuwan menemukan crinoidea (bunga laut) dari kedalaman 540 meter di samudera. Dan beberapa tahun kemudian, ditemukan lagi landak laut yang merah menyala. Ini semua adalah binatang pada 150 juta tahun silam, dan pernah ditemukan pada fosil, di luar dugaan sekarang masih bisa ditemukan lagi jenis mereka yang masih hidup.

Sesungguhnya, di atas bumi sekarang memang ada fenomena demikian. Ada makhluk yang semestinya sudah musnah pada puluhan juta tahun silam, namun yang mengejutkan, mereka masih eksis di sudut tertentu di muka bumi, dan dengan tegar hidup bersama dengan jenis binatang lain pada masa sekarang ini.

Ada juga jenis binatang tertentu yang pernah hidup di jaman purba, sebagai contoh, panda besar. Ia adalah salah satu makhluk hidup paling kuno dari China. Sejak sebelum adanya manusia, di masa akhir pertengahan abad baru kurang lebih pada 8 juta tahun silam sudah ada jejak panda besar di muka bumi.

acipenseridae

Selain itu, ada acipenseriadae yakni sejenis ikan laut yang bertelur di sungai. acipenseriadae adalah binatang bertulang belakang paling kuno yang berasal dari masa mesozoikum pada 100 juta tahun silam, dan mempunyai sebutan “fosil hidup”. Usia acipenseriadae cukup panjang, dapat hidup hingga 100-200 tahun. Panjang tubuh umumnya 3-4 meter, dan berat badan dapat mencapai 500 kg. Di dalam tubuh acipenseriadae selain memiliki beberapa tulang keras di kepala, tulang belakang dan tulang pipinya, selain itu merupakan tulang rawan dan juga tidak berduri. Moncongnya tajam mencuat dengan tubuh berbentuk oval. Di depan moncongnya terdapat sungut yang digunakan untuk mencari makanan di dalam air.

Ikan paru juga hidup pada 300 juta tahun silam. Umumnya mereka bernapas dengan insang di dalam air. Bila air kering ia membungkus dirinya menjadi segumpal tanah dengan lendir dan lumpur, sedangkan di dalamnya menyisakan sebuah saluran yang bisa saling berhubungan dengan dunia luar, kemudian bernapas dengan paru-paru primitif dari gelembung renang ikan, lalu tidur nyenyak. Setelah itu baru kembali ke sungai saat air sungai sudah cukup.

Begitu juga Ikan tanpa duri. ikan ini hidup pada 300 juta tahun silam, hingga pada 70 juta tahun yang lalu sudah lenyap. Tetapi, pernah dua kali berhasil ditangkap di daerah perairan tenggara Afrika. Panjangnya kurang lebih 1,5 meter, pada permukaan tubuhnya dipenuhi dengan sisik yang keras, memancarkan cahaya berwarna putih kebiru-biruan, sekujur tubuhnya seperti mengenakan selapisan baju baja, bagian kepalanya sangat keras. Yang mencengangkan adalah, pada dua sisi bagian dada dan perutnya masing-masing ditumbuhi dengan sebuah sirip, dibanding dengan sirip ikan lainnya, sirip-sirip ini tampak sangat besar, persis seperti kaki binatang liar.

Fosil Dinosaurus Ditemukan di China

dinosaurus

Sebuah fosil tulang rusuk sepanjang 1,8 meter telah berhasil digali dalam fase kedua penggalian di situs fosil Dashanpu, Kota Zigong, Provinsi Sichuan, China. Para ahli memperkirakan berdasarkan proporsionalitasnya, panjang dinosaurus tersebut lebih dari 20 meter. The Zigong Dinosaur Museum telah mengizinkan publik untuk menyaksikan proses penggalian yang dimulai sejak 1 Oktober lalu.

Menurut laporan Xinhua Net’s China, Wakil Direktur Museum Peng Guangzhao mengatakan, “Ini adalah fosil tulang rusuk terpanjang yang pernah saya lihat. Berdasarkan pertimbangan keadaan dari keawetan dan konektifitasnya, fosil ini milik dinosaurus yang utuh.”

Fosil yang telah ditemukan selama masa penggalian ini adalah termasuk satu dinosaurus tersendiri. Kemungkinan ini lebih besar dari semua Omeisaurus tianfuensis yang ditemukan di situs fosil Dashanpu. Mungkin juga lebih besar dari Omeisaurus tianfuensis yang tergali di Lungtienfu, yang merupakan fosil terbesar kedua di Asia dan juga dipamerkan di museum ini.

Perkiraan awal yang dilakukan oleh para ahli mengindikasikan bahwa di daerah ini terdapat ladang seluas 300.000 meter persegi mengandung fosil dinosaurus. Diantara lebih dari 10.000 meter persegi dipenuhi dengan fosil-fosil, dan sejauh ini hanya 2800 meter persegi yang telah tergali.

Menurut para ahli, seluruh ladang dipenuhi dengan fosil-fosil. Mengandung lebih dari 1000 tulang tengkorak; nominal tulangnya berjumlah sekitar ratusan ribu bahkan jutaan. The Zigong Dinosaur Museum memulai fase kedua penggalian di situs fosil Dashanpu pada 12 September lalu. Penggalian akan mencakup lebih dari 400 meter persegi dengan kedalaman lebih dari 10 meter.

Dalam 40 meter persegi dari yang telah tergali, 50 potong fosil dinosaurus telah tergali. Potongan terpanjang tulang rusuk berukuran 1,8 meter, sedangkan tulang paha terpanjang adalah 1,5 meter. Situs fosil Dashanpu mengandung geologika dan reruntuhan paleontologi terkenal dari periode Jurassic pertengahan.

Sebelumnya telah diadakan beberapa penggalian dalam berbagai skala pada 1972 dan 1979-1985. Dengan 2.800 meter persegi tergali, hampir 300 tengkorak dari vertebrata purbakala, sebagian besar adalah dinosaurus, telah berhasil digali dan dikenali. Lebih dari 20.000 tulang yang telah memfosil telah dikumpulkan. (erabaru.or.id)*

(Sumber:http://www.theepochtimes.com/news/5-10-7/33096.html)

Dampak dahsyat Pemanasan Cuaca Global 2100 ancam Indonesia dan ASEAN.

Global Warming telah semakin diambang zaman dan apabila bangsa-bangsa di kawasan ASEAN dalam bereaksi menghadapi pemanasan cuaca global bersikap selalu menunda-nunda tindakan maka kehidupan ekonomi serta rakyatnya akan mengalami derita yang parah. Pemanasan cuaca global merupakan ancaman yang amat seurieus mengancam seluruh lapisan masyarakat di negara-negara ASEAN, terutama dalam ketersediaan pangan dan tingkat kesejahteraan umumnya. Demikian wanti-wanti yang dicetuskan Ursula Schaefer-Preuss, vice president ADB : Asian Development Bank bidang knowledge management and sustainable development mengungkap kajian terkini ADB bertepatan dengan sidang tahunan ADB di Bali awal Mei yang momennya berdekatan dengan ajang “WOC 2009” : World Ocean Conference yang dimulai hari ini 11 Mei 2009 di Manado.
Kajian ADB menegaskan bahwa apabila tidak ada tindakan apapun yang dilaksanakan guna menghambat kemunculan Global Warming di ASEAN, maka 4 (empat) negara ASEAN : Indonesia, Philipina, Thailand, dan Vietnam yang kondisinya berkarakter hampir serupa, yakni tingginya jumlah penduduk yang hidup di pemukiman pantai yang bakal terancam menghadapi kenaikan muka laut serta banyaknya rakyat yang kehidupannya bergantung pada pertanian padi dan produk agrikultur lainnya yang akan dapat menderita berhadapan dengan kondisi kelangkaan air saat musim kemarau dan sebaliknya banjir parah pada musim hujan.
Negeri Vietnam disebut-sebut negeri yang bakal paling parah terancam mega bencana.

Dalam rincian kajian diungkapkan bahwa keempat negeri di ASEAN tersebut di atas menjadi fokus perhatian utama ADB yang memprakirakan bahwa memasuki tahun 2100 mendatang kawasan ASEAN akan mengalami kenaikan suhu yang mencapai setinggi 4,8 Celcius lebih panas jika dibanding suhu pada tahun 1990-an. Kondisi mana disertai semakin berkurangnya curah hujan yang langsung berdampak pada kekeringan yang parah serta kebakaran hutan yang juga semakin sering serta dahsyat. Diperkirakan semakin parah pula peristiwa banjir yang juga diakibatkan oleh kenaikan permukaan air laut yang juga berarti kemungkinan besar terjadi tekanan kebutuhan berjuta jiwa manusia yang harus mengalami mitigasi atau dipindahkan akibat pemukimannya terlanda banjir dampak kenaikkan muka air laut maupun kejadian badai tropis yang lebih kuat serta berdaya lebih merusak. Dan terdapat pula kemungkinan buruk berupa kerusakkan atau bahkan musnahnya 2.500 Km persegi kawasan hutan mangrove di negara-negara ASEAN yang sediakalanya berperan amat vital dalam menjaga keseimbangan habitat alami lautan maupun sebagai penyangga kehidupan kawasan pemukiman pantai.
Indonesia sungguh telah mengambil peranan yang tepat selaku tuan rumah kongres “WOC 2009” berikut pertemuan puncak CTI : “Coral Triangle Innitiative” di Manado yang diantaranya jelas akan membahas sedemikian vitalnya kelestarian terumbu karang dan sumber daya kelautan sebagai bagian dari upaya dunia dalam menghadapi ancaman pemanasan global, sesuai dengan thema konferensi “Climate Change Impacts on Oceans and The Role of Oceans in Climate Change”
Himpunan rencana tindak : action plan rumusan dari sekitar 120 negara yang mengikuti ajang “WOC 2009” di Manado dapat menjadi salah sebuah landasan penting menjelang dilangsungkannya konferensi PBB panel IPCC : International Panel on Climate Change di Copenhagen bulan Desember 2009 yang diagendakan untuk menyiapkan rumusan awal mengenai regulasi pengurangan emisi gas carbon menggantikan Kyoto Protocol (1998) yang keberadaannya segera akan berakhir pada tahun 2012.
.

Sumber: Up-dates situs WOC-2009 / Rizal Aachtung

Senin, 01 Desember 2008

Dr. Ratno Nuryadi Ciptakan Mikroskop Nano

Bagaimana caranya meneliti material berukuran nanometer atau sepermiliar meter? Peneliti Pusat Teknologi Material BPPT Dr Eng Ratno Nuryadi (mantan Ketua ISTECS-Jepang 2006-2008, red) bisa menciptakan mikroskop untuk melihat struktur materi renik tersebut.

"Untuk melihat struktur materi seukuran nano atau 10 pangkat minus sembilan meter, perlu perlengkapan khusus yang tak ada di Indonesia. Alat itu hanya bisa diimpor dengan harga satu unitnya mencapai sekitar Rp2-3 miliar," kata Ratno yang menjadi pemenang Pemilihan Peneliti Muda Indonesia (PPMI) XIV bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa.

Prihatin atas kondisi itu, Ratno yang memenangkan penghargaan PPMI dengan makalah berjudul "Manufactur Atomic Force Microscope (AFM) dan Aplikasinya pada Nanoteknologi" itu kemudian menciptakan mikroskop material renik yang disebut AFM (Atomic Force Microscope).

"Ini adalah mikroskop nano pertama yang diciptakan di Indonesia dengan modal sekitar Rp50 juta saja dan dibuat dengan bahan-bahan sederhana," kata pria kelahiran Bantul 17 Oktober 1973 itu sambil berpromosi usai menerima penghargaan dari Kepala LIPI Umar A Jenie serta uang tunai Rp25 juta.

Mikroskop nano itu, urainya, bukan mikroskop biasa, karena menggunakan teknologi peraba materi seperti jarum yang akan menyusuri struktur materi dan kemudian menampilkan strukturnya di layar komputer dengan menggunakan software tertentu. Cara kerjanya mirip perlengkapan mikroskop nano yang ada di dunia.

Ditanya soal kehandalan alatnya, ia mengatakan, mikroskopnya itu prinsipnya sudah bekerja secara normal, namun secara teknis perlu dioptimalisasi lagi agar penampilannya lebih baik.

Nanoteknologi, jelasnya, merupakan teknologi yang sedang berkembang pesat di dunia karena materi yang disusun dengan teknologi nano akan memiliki karakter dan fungsi berbeda dengan materi yang tersusun tanpa teknologi nano.

Sumber: Republika.com, 7-8-2008

Jumat, 07 November 2008

Peneliti Indonesia Luncurkan Scanner 4D Pertama di Dunia

Kelompok peneliti Indonesia yang tergabung dalam grup riset di CTECH Centre for Tomography Research (CTECH LABS), Edwar Technology (PT), Tangerang, Banten, untuk pertama kalinya melakukan rilis prototype sistem scanner 4D untuk reaktor kimia yang pertama di dunia. Rilis sistem pemindai proses kimia ini dilakukan di Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 6 Nopember 2008. Sistem pemindai yang terdiri dari sistem sensor, sistem akuisisi data dan komputer yang mengontrol dan memproses data untuk diolah menjadi citra volumetrik tiga dimensi (3D) secara real time ini seluruhnya diproduksi oleh ilmuwan Indonesia di CTECH Labs, PT. Edwar Technology, Tangerang, Banten.

Alat pemindai reaktor kimia ini berbasis teknologi electrical capacitance volume tomography (ECVT) generasi kedua yang telah dipatenkan oleh DR. Warsito yang merupakan kepala riset di CTECH Labs. Generasi kedua ECVT ini mampu melakukan pemindaian dengan kecepatan tinggi sehingga bisa melihat secara langsung proses yang terjadi di dalam reaktor kimia tertutup secara 3D dan real time. Grup riset dari Ohio State University di bawah Prof. LS Fan adalah pengguna pertama di dunia sistem ini dan akan digunakan untuk melakukan studi tingkah laku partikel dan gas di dalam reaktor kimia untuk mengembangkan energi baru pengganti minyak bumi. Prof. Fan adalah ketua konsorsium penelitian teknologi pemrosesan minyak yang beranggotakan top scientists dari hampir seluruh perusahaan minyak terkemuka di dunia seperti ExxonMobile, Shell, BP, hingga Air Product dan Dow Chemical. Hasil dari pencitraan 4D dengan ECVT ini akan mengisi salah satu sesi utama dalam acara pertemuan 100 Tokoh Dunia dalam Teknik Kimia sejak Perang Dunia II mulai tanggal 16 Nopember di Philadelpia, AS, yang diselenggarakan oleh American Institute of Chemical Engineers (AIChE), yang mana Prof. Fan terpilih menjadi salah satu dari 100 tokoh tersebut.

Rilis sistem scanner 4D generasi kedua di Ohio State University ini akan mengawali pemasaran produk teknologi ini di Amerika dan Canada melalui partner bisnis PT. Edwar Technology di Amerika, yaitu Tech4Imaging Company yang berpusat di Ohio. Sebelumnya system ECVT generasi pertama juga telah digunakan terutama di Ohio State University, dan juga perusahaan B&W, Ohio, AS dan Cambridge University, Inggris. Selain di Ohio State University, generasi kedua sistem ECVT juga akan dipasang di Morgantown National Laboratory milik Department of Energy, AS. PT. Edwar Technology juga sedang menangani pesanan sistem generasi kedua ini yang dilakukan oleh Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Nanyang Technological
University (NTU), Singapore.

Kelompok peneliti di CTECH Labs terus mengembangkan teknologi ini untuk aplikasi di berbagai bidang mulai dari proses kimia, medis dan nano-teknologi. Bersamaan dengan rilis produk ini juga diajukan aplikasi paten teknologi ECVT resolusi tinggi ke kantor paten AS yang akan menjadi prototype sistem ECVT generasi ketiga yang merupakan basis aplikasi ECVT di dunia medis. CTECH Labs dalam waktu dekat juga merencanakan untuk merilis sistem nano-tomography yang pertama di dunia yang merupakan aplikasi ECVT di bidang nano-teknologi. CTECH Labs juga telah mengikat kerjasama pengembangan teknologi tomography dengan Ohio State University (AS) dan National Laboratory of Physics and Chemistry (RIKEN), Jepang.

PRESS RELEASE, Columbus, Ohio, AS, 6 Nopember 2008.
Sumber: CTECH Centre for Tomography Research, EdWar Technology, PT. Links: www.edwartechnology.com; www.tech4imaging.com